Sabtu, 11 Januari 2014

Jangan Terkecoh dengan Abraham Lincoln: Vampire Hunter

Abraham Lincoln adalah presiden Amerika Serikat ke enam belas yang fenomenal karena dikenal menghapus perbudakan. Film bergenre thriller/horror ini jelas bukan film sejarah yang sudah dibuat Steven Spielberg dan ditayangkan di akhir tahun ini. Film tentang Lincoln ini adalah film fiktif yang mengambil tokoh dunia sebagai sang pemeran utama. Ketika perjalanan hidupnya tidak hanya diwarnai oleh perjuangannya di kancah politik, melainkan melakukan aksi ‘rahasia gelapnya’ sebagai si pembunuh vampir.

 
Hal ini bermula ketika Lincoln di waktu muda menyaksikan ibunya tewas di tangan vampir. Didasari itu, dia berniat untuk membumianguskan semua vampir yang ada di dunia ini. Dia berkenalan dengan Henry yang membimbingnya menjadi ‘pendekar’. Lincoln lebih memilih kapak yang kelak punya senjata api khusus di gagang kapak tersebut. Belakangan diketahuilah bahwa Henry sebenarnya seorang vampir yang berniat membunuh gangster vampir. Namun karena sesama vampir tak bisa saling membunuh, Henry pun menggunakan Lincoln.
Kisah pun berlanjut dengan klise ketika Lincoln akhirnya terpilih sebagai presiden dan untuk sementara pensiun dari si pemburu vampir. Ia percaya bahwa hanya dengan kata-kata, dunia bisa berubah di tangannya. Itu memang terbukti, namun suatu hari seorang vampir  mencelakakan anak semata wayangnya hingga tewas. Hal inilah yang membuat Lincoln kembali menjadi pemburu vampir. Hingga akhirnya dia punya cara untuk membunuh vampir itu, yakni dengan menggunakan senjata yang terbuat dari perak.

Jangan Terkecoh dengan Abraham Lincoln: Vampire Hunter
Pertama kali menemukan film ini jauh-jauh hari, saya tahu kalau film ini tentulah film fiksi. Jadi lumayan bodoh jika Anda bertanya pada Om Google sekadar memastikan apa Lincoln benar-benar seorang pembunuh vampir. Nyatanya, lumayan banyak film-film yang mengambil tokoh presiden terkenal dalam balutan film fiksi. Di Indonesia contohnya, ada film Kala yang mengangkat tema harta karun presiden pertama yang notabene Soekarno. Film tersebut memang sengaja memburamkan latar dengan tahun dengan wardrobe, tata artistik, atau naskah yang terjaga. Sementara dalam salah satu cerita Fisfic Vol.1, presiden Soekarno dan para pengawalnya dikisahkan dihadang oleh vampir penjajah Jepang saat menuju Rengasdengklok.
Kita tentu tak perlu memercayai dan ‘mengutuk kebohongan’ tersebut. Karena sifatnya memang untuk menghibur. Sama halnya dengan Abraham Lincoln: Vampire Hunter. Dengan judul yang ‘mengundang’ minat penonton genre drama sejarah, sekaligus menarik perhatian penggemar film slasher. Tapi perlu diingat jika Anda datang dari film bergenre actio atau horror berbau zombie, sebab Anda mungkin menjadi salah satu orang yang paling mampu memberikan kritik pedas pada film ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar